Sabtu, 23 Februari 2008

kU tUlisKan nAmaMu...

AKu Menulis namamu
pada dinding-dinding batu hatiku
mencatat setiap detik cintamu
mengalir dalam darahku...

Aku merindukan dirimu
dalam kebersamaan jiwa hakiki
tanpa keharusan kehadiran sebuah raga.

Aku menuliskan namamu
pada dinding-dinding batu hatiku...
merindukan selalu dan menggaris dawai
makna cinta yang ada...

Disini, Aku Tulis Namamu...

Disini aku pahat namamu
Dan kuukir dengan goresan ikhlasku
Setia dalam ungkapan kata-kata
Tulus dalam belaian cinta

Aku tulis pula namamu dihati
Sebab dihatiku namamu akan abadi
Cinta yang berbalut kata nurani
Telah mengikat kita dalam benang janji

Disini aku tulis namamu
Bukan untuk pajangan rindu
Atau ornament pelengkapku
Namun aku memang menyayangimu
Dan mencintaimu bagaimanapun dirimu

Oleh : Jack Effendy

CiTakU dALam KatA...

Deru kaki menapaki bukit penantian
Deras peluh yang menetes di jiwaku
Gambaran kepenatanku dalam menggapai cinta
Adakah mata air yang bisa aku timba?
Sebab dahaga jiwa ini telah menyiksa dada

Hembusan angin yang menyejukkan kalbu
Telah menambatkan cintaku pada labuhan hatimu
Dan segera menggulur layar sekociku untuk menjemputmu
Aku pun berdiri untuk memecahkan kekecewaanmu

Ulurkan tanganmu kepadaku
Dan relakan aku memahkotaimu dengan buliran kesetiaanku
Serta merajut baju untuk peraduan cintaku dan cintaku
Aku taburkan sekeranjang cinta diatas hatimu
agar kesunyian hati segera berlalu dari hidupmu

Oleh : Jack Effendy

GuNdAh...

Aku baru menyadarinya betapa kebodohan ini
Terasa mendera dan mematahkan semangatku
Tuhan tahu … sebab aku selalu berbisik kepada-NYA
Mengadukan galau yang terpendam

Kata – kata yang terasa bijak
Lebih menimbulkan kebimbangan dalam dada
Mungkinkah kebahagiaan itu dapat kuperoleh … ???

Aku bagaikan sampan tak berdayung
Terombang ambing tanpa kepastian
Saat aku melihat daratan sebagai tempat berpijak
Aku tak berani mendekatinya

Ada yang membisikkan padaku
Bahwa mereka menginginkan kebersamaan itu …
Tapi … bagaimana aku harus bicara ?
Lidah ini terasa kelu …. Dan
Ada kata pedih yang menghalangiku

Ku tekan perasaan ini yang seolah tak terkendali
Saat ku sadari bahwa perasaan ini seprti genderang perang
Yang sedang ditabuh dihatiku …

Alangkah cepatnya waktu berubah
Apakah prinsip inijuga telah mulai dikalahkan oleh hati ???
Ketidak tenangan ini …
Benar – benar membuatku terganggu….

bAyaNgaN....

Ingin ku goreskan pena dan menuliskan
begitu banyak kata yang terpendam
tapi tangan ini diam karena tak mendapat komando
dari hati dan pikiranku
semua terasa buntu …

aku tak bisa berfikir jernih
karena semua hanya berpusat pada satu titik
BAYANGAN …
Yang entah sejak kapan mengganggu pikiranku
Aku ingin membebaskan tangan ini dari belenggu
yang tak pernah ku tahu kapan adanya…

aNgAnkU...

Aku hanyalah hantu
Dalam pekatnya kabut malam
Dan dia bidadari dalam putihnya kabut pagi

Akankah cahayanya mampu menarikku
Dari cengkeraman kegelapan … ???

Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan
Tanpa bisa menyentuhnya
Akankah dia datang mendekat
Mendekapku dalam kehangatan
Tuk menghilangkan kedinginan jiwaku … ???
Saat fajar menyingsing menghapus gelap malam
Memberikan harapan baru
Bagi mereka yang memiliki sejuta mimpi

Kabut malam perlahan menghilang
Meninggalkan titik – titik embun
Diatas bumi yang telah lama kerontang
Akankah titik embun itu kan mampu menghapus
Sedikit dahaga ini ?

Selalu ingin ku sambut hari
Dengan rasa bahagia dan sikap optimis
Bahwa dihari ini ada kisah yang lebih baik

Banyak yang diharapkan jadi milikku
Tapi harapan itu pupus tak pernah menjadi kenyataan

HarApKu...

Aku ingin engkau ada … aku ingin berjumpa …Datanglah ….
Kata ini tak sanggup mewakili inginku
Memelukmu .. adalah impiku …

Tak seberkas sinarpun kulihat
Cuma hitam kelam
Aku ketakutan sendiri dalam hitam … dingin … sepi ….

Luka itu terlalu lebar
Darahpun sudah mengering
Kehangatan sudah hilang
Gugur bersama bunga yang layu

Hadirmu Cuma hayalku
Tapi kenapa aku disini… kenapa aku menanti …
Kesetiaan ini apakah ada arti … ???

Hembusan angin dingin membawaku
Melayang tak menginjakkan kaki
Mengusung rasa sedih membawa rasa ini …

Bait Rasa....

Bait-bait rasa yang entah
Cinta atau benci

1. Ajariku mencintai malam
Biar kutau rasanya sepi
Dan menikmati per detik cumbuan sunyi,
Ajariku mencintai malam
Hingga aku tak perlu lari oleh sakit karena sepi.

2. Terimakasih telah memberiku rasa yang entah,
Pada jiwa yang lelah
Merindukan buncahan senja di wajahmu
Dan tanpa basa-basi
Kau hempaskan aku pada keranda
dengan setangkai mawar hitam.titik

3. Jiwaku menari dalam gelisah
Menggapai… melambai…
Bersujud di kaki-kaki cinta, Bergema syahdu,
Di tepian senja temaram
Aku - kamu
Tersungkur dalam rindu.

4. Dan kepada malam yang sedang berjalan,
Telah kupahatkan seribu puisi,
Bagi hatimu yang bersemayam,
Saat purnama tiba,
Saat aku - kamu
Bersepakat akan cinta

5. Aku akan belajar untuk menikmkati rasa ini,
Pada setiap ngilu di rongga jiwa
Pada setiap perih yang menyapa bathin,
Aku akan dan telah belajar
Mencintai nikmatnya sakit
Yang telah dan akan tergores

6. Lalu lelahkupun menjadi kenikmatan
di senja kemarin,
Pada separuh rasa yang entah
Sebab,
Kini aku akan dan telah terbiasa
Dengan sakitku yang entah_
Cinta atau benci.......(?)

7. Melayang daun bersama seluruh keangkuhan,
dan cintapun,
lalu terasa hambar...
dan benci semakin manis
meski ditengah air laut yang memang asin,
sekalipun_

8. aku benci pada rasa cintaku yang teramat besar kepadamu
pada setiap kompromi-kompromi kebisuanmu padaku.
Sungguh_, aku lelah
Menantikan purnama dimatamu
Sementara hatiku hanya sekerat daging,
Yang tak tahan akan goresan
Sungguh_,terakhir
Sebelum aku pergi,
Izinkan aku untuk membencimu sekali lagi.
Sungguh_